Nama / NIM : Ni Putu Tias Amarwati / 1404505041
Jurusan / Fakultas / Universitas :
Teknologi Informasi / Teknik / Universitas Udayana
Mata Kuliah : E-Application
Dosen : I Putu Agus Eka Pratama, ST MT
Pada postinan kali ini saya akan mengulas kembali atau meriview kembali
mengenai :
A. Cloud Computing
Terdapat beberapa definisi mengenai Cloud Computing oleh para ahli Komputer. Secara umum kita dapat mengikuti salah satu definisi dan Standarisasi yang di berikan mengenai Cloud Computing, Salah satunya oleh NIST (National Institute of Standari of Technology). Di dalam daftarnya yang berjudul The NIST Definition of Clodu Computing, Peter Meel dan Timothy Gracemendefinisikan Cloud Computing sebagai sebuah model yang memungkinkan adanya penggunaan sumberdaya (Resource) secara bersama-sama dan mudah, menyediakan jaringan akses dimana-mana , dapat di konfigurasi, dan layanan yang di gunakan sesuai keperluan (on Demand). Hal ini berarti layanan pada Cloud Computing dapat di sediakan dengan cepat dan meminimalisir interaksi dengan penyedia layanan (Vendor/Profider) Cloud Computing. Dokumen dari NIST menyediakan bukan hanya definisi mengenai Cloud Computing tetapi juga karakteristik dari teknologi Cloud Computing , tiga odel layanan yang bisa di berikan oleh Cloud Computing, dan empat jenis Deployment pada Cloud Compuring. anda dapat mengakses draft NIST tersebut secara online di di : http://csrc.nist.gov/publications/nistpubs/800-145/SP800-145.pdf .
Sebagai sebuah teknologi perbaikan dari teknologi-teknologi sebelumnya (Grid Computing, Cluster Computing), Tentu terdapat SLA (Service Level Agreement) antara penyedia layanan berbasiS Cloud Computing dengan pengguna Akhir. SLA merupakan perjanjian mengikat yang harus di patuhi bersama antara penyedia layanan dengan para pengguna layanan tersebut.
Menurut NIST (National Institute of Standards and
Technology), terdapat 5 karakteristik sehingga sistem tersebut disebut Cloud
Computing, yaitu:
- Resource Pooling. Sumber daya
komputasi (storage, CPU, memory, network bandwidth, dsb.) yang dikumpulkan
oleh penyedia layanan (service provider) untuk memenuhi kebutuhan banyak
pelanggan (service consumers) dengan model multi-tenant. Sumber daya
komputasi ini bisa berupa sumber daya fisik ataupun virtual dan juga bisa
dipakai secara dinamis oleh para pelanggan untuk mencukupi kebutuhannya.
- Broad Network Access Kapabilitas
layanan dari cloud provider tersedia lewat jaringan dan bisa diakses oleh
berbagai jenis perangkat, seperti smartphone, tablet, laptop, workstation,
dst.
- Measured Service. Tersedia layanan
untuk mengoptimasi dan memonitor layanan yang dipakai secara otomatis.
Dengan monitoring sistem ini, kita bisa melihat berapa resources komputasi
yang telah dipakai, seperti: bandwidth , storage, processing, jumlah
pengguna aktif, dsb. Layanan monitoring ini sebagai bentuk transparansi
antara cloud provider dan cloud consumer.
- Rapid Elasticity. Kapabilitas
dari layanan cloud provider bisa dipakai oleh cloud consumer secara
dinamis berdasarkan kebutuhan. Cloud consumer bisa menaikkan atau
menurunkan kapasitas layanan. Kapasitas layanan yang disediakan ini
biasanya tidak terbatas, dan service consumer bisa dengan bebas dan mudah
memilih kapasitas yang diinginkan setiap saat.
- Self Service. Cloud Consumer bisa
mengkonfigurasikan secara mandiri layanan yang ingin dipakai melalui
sebuah sistem, tanpa perlu interaksi manusia dengan pihak cloud provider.
Konfigurasi layanan yang dipilih ini harus tersedia segera dan saat itu
juga secara otomatis.
3 Model Layanan yang diberikan oleh Cloud
Computing
1.
SAAS
SAAS(Software
As A Service) merupakan jenis layanan
yang diberikan kepada konsumen dengan bentuk menggunakan/pemakaian aplikasi.
Aplikasi dapat diakses dari berbagai perangkat klien baik melalui tatapmuka
klien, seperti browser web (misalnya, email berbasis web), atau tatapmuka program.
Cukup dengan komputer atau perangkat mobile, jaringan, server, sistem operasi,
aplikasi web browser, dan koneksi internet saja konsumen dpat dengan mudah
menggunakan layana Cloud Computing tipe ini.
Contoh dari layanan SaaS ini antara lain
adalah:
Layanan produktivitas: Office365, GoogleDocs,
Adobe Creative Cloud, dsb.
Layanan email: Gmail, YahooMail, LiveMail,
dsb.
Layanan social network: Facebook, Twitter, Tagged,
dsb.
Layanan instant messaging: YahooMessenger, Skype,
GTalk, dsb.
Selain contoh di atas, tentu masih banyak lagi
contoh yang lain. Dalam perkembangannya, banyak perangkat lunak yang dulu hanya
bisa dinikmati dengan menginstal aplikasi tersebut di komputer kita
(on-premise) mulai bisa dinikmatidengan layanan Cloud Computing. Keuntungan
dari SaaS ini adalah kita tidak perlu membeli lisensi software lagi. Kita
tinggal berlangganan ke cloud provider dan tinggal membayar berdasarkan
pemakaian.
2.
PAAS
PAAS (Platform As A Service) atau cloud PAAS merupakan jenis
layanan pada Cloud Computing yang menekankan pada penyediaan platform untuk
membantu proses pengembangan perangkat lunak secara cepat dan mudah. Layanan
platform yang diberikan kepada konsumen umumnya juga berbasis web, dimana di
dalamnya telah tersedia banyak fitur yang memudahkan programmer dan pengguna
awam dalam mengembangkan aplikasi tanpa memerlukan banyak proses penulisan
sumber code (coding). Contoh penyedia layanan PAAS: Amazon Web Service,
Windows Azure, dan GoogleApp Engine. Keuntungan dari PaaS bagi pengembang dapat
fokus pada aplikasi yang sedang dikembangkan tanpa harus memikirkan “rumah”
untuk aplikasi, dikarenakan ahli tersebut sudah menjadi tanggung jawab cloud
provider.
3.
IAAS
IAAS (Infrastructure
As A Service) atau Cloud IAAS merupakan
jenis layanan pada Cloud Computing yang menekankkan kepada layanan penyediaan
sarana jaringan komputer, perangkat keras jaringan, komputer server, media
penyimpanan, processor, beserta dengan proses virtualisasi yang menunjang
proses komputasi. Pada IAAS, disediakan fitur yang sangat bermanfaat bagi para
pengguna. Fitur-fitur tersebut antara lain berupa: (a).Pilihan Virtual Machine
(VM) yang sangat beragam. Virtualisasi merupakan salah satu kunci kekuatan dari
Cloud Computing.
(b)Penyediaan pre OS
installed(sistem operasi yang telah terinstal secara langsung), sehingga sangat
membantu pengguna yang tidak terlalu megetahui tentang teknis serta lebih
praktis.
(c) Penyedian Storage (media penyimpanan data) pada
beberapa buah server mirror sehingga lebih aman bagi pengguna da kelangsungan
data didalamnya.
(d) Tersedia fitur untuk melakukan proses optimisasi.
(e) Menyediakan beragam aplikasi untuk sejumlah tujuan. Antara
lain untuk melakukan pemrosesan multi data, manajemen aplikasi, penyediaan
sumber daya untuk aplikasi serta perhitungan-perhitungan rumit.
4 Jenis Deployment pada
Cloud Computing
Setelah kita tahu jenis
layanan dari cloud computing, sekarang kita bahas tentang deployment model dari
cloud computing. Menurut NIST, ada empat deployment model dari cloud computing
ini, yaitu:
1.
Public Cloud
Public Cloud
adalah layanan Cloud Computing yang disediakan untuk masyarakat umum. Pengguna
bisa langsung mendaftar ataupun memakai layanan yang ada. Banyak layanan Public
Cloud yang gratis, dan ada juga yang perlu membayar untuk bisa menikmati
layanannya. Contoh Public Cloud yang gratis: GoogleMail, Facebook, Twitter,
Live Mail, dsb. Contoh Public Cloud yang berbayar: Sales Force, Office365,
GoogleApps, dsb.
2.
Private Cloud
Model Cloud Computing yang
ditujukan untuk penggunaan yang terbatas oleh satu organisasi yang terdiri dari
beberapa konsumen (misalnya, unit bisnis). Private Cloud umumnya dikelola, dan
dioperasikan oleh organisasi, lingkungan laboratorium riset, sekolah,
perpustakaan, dan lain-lain. Sesuai dengan ketiga layanan disediakan oleh Cloud
Computing (IAAS, PAAS dan SAAS), maka pada model deployment Private Cloud ini
juga dapat diterapkan ketiga jenis layanan tersebut. Antara lain sebagai
berikut.
a. Jenis
layanan SAAS (aplikasi):
- Aplikasi
web server intranet pada jaringan Private Cloud
- Aplikasi
mail server intranet pada jaringan Private Cloud
- Aplikasi
video dan radio streaming intranet pada jaringan Private Cloud
b. Jenis
layanan PAAS (platform)
Penyedia sebuah jaringan intranet untuk Private
Cloud berupa sever dan kelengkapannya (sistem operasi linux, aplikasi-aplikasi
open source untuk PAAS, database, framework, firewall) untuk memudahkan
didalam pengembangan perangkat lunak berbasis Cloud secara intranet.
c. Jenis
layanan IAAS (infrastruktur)
Pembuatan virtualisasi private server (virtual
machine) pada jaringan intranet.
3.
Hybrid Cloud
Hybrid Cloud adalah model
Deployment Cloud Computing yang merupakan gabungan dari Private Cloud dan
Public Cloud. Pada model ini digunakan aturan atau SLA yang merujuk kepada data
mana saja yang akan diletakkan di media penyimpanan (strorage) Public Cloud
(internet) dan adata mana saja yang akan diletakkan di storage Private Cloud
(Intranet). Hail ini bertujuan dalam memudahkan dalam manajeme n keamanan dan
manajemen data.
4.
Community Cloud
Model Cloud Computing yang
ditujukan untuk penggunaan eksklusif oleh komunitas tertentu konsumen dari organisasi
yang telah berbagi keprihatinan (pertimbangan misalnya, misi, persyaratan
keamanan, kebijakan, dan kepatuhan). Community Cloud dikelola, dan dioperasikan
oleh satu atau lebih dari organisasi di masyarakat, instansi, lembaga maupun
suatu kelompok tertentu. Model deployment Community Cloud ini dibangun dengan
beberapa tujuan. Adapun tujuan-tujuan tersebut antara lain :
a. Untuk
memudahkan komunitas didalam berbagi data antar anggota
b. Menyatukan
komunitas yang memiliki tujuan, visi dan misi yang sama kedalam bentuk layanan
Cloud Computing.
c. Sebagai
upaya dari komunitas untuk bersama-sama menyediakan layanan Cloud baik untuk
komunitas itu sendiri maupun public diluar komunitas (masyarakat umum).
Keuntungan:
Bisa bekerja sama dengan organisasi lain dalam
komunitas yang mempunyai kepentingan yang sama. Melakukan hal yang sama
bersama-sama tentunya lebih ringan daripada melakukannya sendiri.
Kerugian:
Ketergantungan antar organisasi jika tiap-tiap
organisasi tersebut saling berbagi sumber daya.
B.
E-Commerce
Definisi E-Commerce
(sumber
:http://go-globe.hk/wp-content/uploads/2015/05/e-commerce-startups-hong-kong.jpg)
E-Commerce merupakan bentuk perubahan
pola interaksi antara penjual dan pembeli dari kontak fisik dan tatap muka
langsung menjadi berbasiskan internet dan pemasaran global yang lebih
meluas. Istilah e-commerce mulai
muncul pada tahun 1990-an melalui inisiatif untuk mengubah paradigma transaksi
jual beli dan pembayaran dari cara konvensional kedalam bentuk digital
elektronik berbasis komputer dan jaringan internet, berikut beberapa defenisi
tentang e-commerce :
- Kim dan Moon ditahun 1998 menyatakan bahwa e-commerce adalah peroses
untuk mengantar informasi, produk, layanan, dan proses
pembayaran, melalui kabel telepon, koneksi internet, dan akses digital
lainnya.
- Baourakis, Kourgiantakis, dan Migdalas tahun 2000 menyatakan bahwa
ecommerce merupakan bentuk perdagangan dan
informasi melalui jaringan internet.
- Quayle ditahun 2002 menambahkan
defenisi e-commerce adalah
berbagai betuk pertukaran
data elektronik (Electronic Data Interchange/EDI) yang melibatkan penjual
dan pembeli dijaringan perangkat mobile, email , perangkat terhubung
mobile didalam jaringan internet dan intranet.
- Chaffy ditahun 2007, defenisi e-commerce adalah
semua bentuk proses
pertukaran informasi
antara organisasi dan stakeholder berbasis media elektronik yang terhubung
ke jaringan internet.
Empat elemen/komponen penting di dalan E-Commerce
Sesuai dengan definisi dari E-Commerce itu
sendiri, sudah pasti akan terdapat penjual sebagai pemilik toko online bersangkutan
atau sejumlah pelaku usaha ( apabila E-Commerce dalam
bentuk multi toko di dalamnya atau multi kepemilikan) dan konsumen
sebagai pihak yang memegang peran penting di dalam jalannya sebuah E-Commerce.Sebagaimana pasar dan
transaksi langsung di dunia nyata, pada E-Commerce pun konsumen adalah raja. Selain penjual
dan pembeli E-Commerce memiliki
2 point utama dalam alur kegiatannya yaitu Teknologi dan Jaringan Komputer
(Internet).
Mengapa Teknologi
dan Jaringan Komputer (Internet) dikatakan point utama didalam E-Commerce?
Karena karena tanpa
adanya teknologi dan jaringan Komputer(internet), penjual dan konsumen takkan
mampu melakukan transaksi secara online. Teknologi mencakup semua Teknologi
Informasi terkini yang digunakan di dalam jalannya E-Commerce. Dimulai dari
teknologi web (misalkan PHP dan MYSQL), aplikasi mobile (misalkan dengan
protocol SSL), dukungan Cloud Computing, ERP (Enterprise Resource Plannning),
CRM Costumer Relationship Management), POS (point Of Sale), dukungan kurs mata
uang dan bahasa seluruh Negara di dunia. Geographic Information System (GIS), Near Field Communication (NFC), dan
sebagainya. Selain itu,adanya ketersediaan jaringan computer, khususnya
internet. Sehingga mampu melayani seluruh pengguna di seluruh dunia. Bayangkan
kemudahan yang diberikan oleh E-Commerce. Cukup
dengan sebuah computer dan koneksi internet, siapapun dapat menjadi penjual
maupun pembeli serta melalukan transaksi jual beli dengan cepat,mudah,murah dan
lebih hemat. Jaringan computer (khususnya internet) adalah komponen terpenting.
Jenis E-Commerce
Berdasarkan Pelaku di Dalamnya
E-Commerce dibedakan menjadi tujuh jenis
berdasarkan kepada siapa saja pelaku (penjual dan pembeli) yang terlibat di
dalamnya, bagaimana interaksi pembeli dan penjual, serta proses yang terjadi
dalamnya. Ajeet Khurana di dalam tulisan onlinenya berjudul Types Of E-Commerce
(http:/ecommerce.about.com/od/eCommerce-Basics/a/Types-Of-Ecommerce.htm),
menyatakan adanya empat jenis kategori di dalam E-Commerce saat ini. Keempat
jenis E-Commerce tersebut meliputi :
1. E-Commerce Businesse to
Bussinese (B2B)
2. E-Commerce Retail atau
Businesse to Customer (B2C)
3. E-Commerce Customer to
Bussinese (C2B)
4. E-Commerce Customer to
Customer (C2C)
Sedangkan menurut
Tutorial Point
(http//www.toturialpoint.com/e_commerce/e_commerce_bussiness_models.htm),
terdapat tiga lagi tambahan jenis E-Commerce, selain
keempat jenis yang telah disebutkan di atas, ada juga E-Commerce yang menlibatkan
pemerintah yaitu :
1. Business to Government (B2G)
Pada jenis Business to Government (B2G) ini
pemerintah berkerjasama dengan pihak bisnis (perusahaan swasta) dalam bentuk
penyediaan regulasi (aturan yang disepakati bersama), penyediaan media untuk
aplikasi bagi pemerintah dan dunia bisnis, serta pemberian akreditasi bagi
website E-Commerce yang
digunakan oleh pihak atau kelompok bisnis (perusahaan swasta).
Gambar Business to Government (B2G)
(sumber
:http://www.sinagam.com/2014/10/different-types-of-e-commerce-business.html)
Dari gambar diatas
terlihat adanya 3 buah elemen pada Business
to Government (B2G), yaitu Business Organization, Website dan Goverment`
2. Government to Business (G2B)
E-Commerce
Government to Business (G2B) merupakan bentuk dari E-Commerce yang ,elibatkan pemerintah (Gevernment)
dengan pihak bisnis (persahaan). Bentuk interaksi ini akan melibatkan transaksi
penjualan barang, jasa maupun keduanya, dalam skala kecil, skala menengah,
hingga skala besar. Pemerintah ikut terlibat langsung di dalamnya melalui
hubungan dengan pihak swasta, agar tercipta sebuah bentuk kerja sama yang
saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Perantara untuk hubungan antara
pemerintah dengan swasta tersebut adalh melalui website, yang dilakukan secara
online dan mobile. Gambar di bawah ini menunjukan ilustrasi sederhana dari
bagan E-Commerce Government to
Business (G2B).
Gambar Government to Business (B2B)
(sumber :http://www.sinagam.com/2014/10/different-types-of-e-commerce-business.html)
Dari gambar diatas
terlihat adanya 3 buah elemen pada Business
to Government (B2G), yaitu Goverment, Website dan Business Organization. Dimana Goverment untuk dapat terhubung
dengan Business
Organization harus melalui perantara Website dimana proses ini dilakukan secara online maupun mobile.
3. Government to Citizen (G2C)
Government
to Citizen (G2C) merupakan E-Commerce yang
melibatkan pemerintah (baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah) dengan
masyarakat umum (baik pribadi maupun kelompok, namun bukan dalam bentuk
perusahaan). Masyarakat umum dalam hal ini menjadi konsumen (pembeli) dan
pemerintah menjadi penjual. Umumnya bentuk nyata yang sering ditemui dari E-Commerce jenis Government
to Citizen (G2C) adalah dalam bentuk E-Commerce lelang berbasiskan web data
mobile.
Gambar Government to Citizen (G2C)
(sumber :http://www.sinagam.com/2014/10/different-types-of-e-commerce-business.html)
Dari gambar diatas
terlihat adanya 3 buah elemen pada Government to Citizen (G2C), yaitu Goverment, Website dan Citizen . Dimana Goverment untuk dapat terhubung
dengan Citizen harus
melalui perantara Website sehingga
proses ini dapat dilakukan secara online maupun mobile.
Definisi
E-business
Istilah e-business muncul
setelah adanya fenomena megenai e-commerce di jagat internet, yang juga dipengaruhi oleh
kemjuan computer, baik dalam perangkat keras computer maupun perangkat lunak
computer. Berikut beberapa defenisi dari e-business :
- Menurut IBM, e-business merupakan
bentuk transformasi dari key
business process kedalam pemanfaatan internet, key business
meliputi segala proses dari suatu bisnis berupa riset produk dan pasar,
pengembangan produk, penjualan dan pemasaran (marketing), produksi
(manufaktur) dan lain-lain, yang mana semua hal terkait ecommerce telah
tercakup didalamnya.
- Definisi lain menyatakan bahwa E-Business merupakan transformasi dari proses – proses
didalam suatu organisasi untuk mewujudkan Customer Value.
- E-business merupakan hal dimana e-commerce termasuk
didalamnya. Tidak hanya terkait dengan proses-proses eksternal yang
dilakukannya, amun juga terkait proses internal berupa pengembangan
produk, manajemen resiko, manajemen sumber daya dan lain-lain.
Awal mula adanya E-Business
Awal mula terciptanya
e-business adalah karena faktor teknologi yang kian berkembang yang dapat
mengubah proses bisnis utama dari old value chain menjadi lebih dinamis dengan
munculnya istilah value network. Istilah Old value chain di dalam dunia bisnis dimulai
dengan proses pembelian bahan mentah dan kemudian pindah ke produksi barang dan
jasa, distribusi, pemasaran, penjualan dan layanan purna jual. Seiring
berkembangnya waktu dimana teknologi semakin berkembang maka kemudian munculah
istilah baru yakni value networks yang membuat pelanggan, distributor, dan para
mitra menjadi terlihat lebih dari sekedar bisnis yang saling terintegrasi.
Dengan adanya value network maka juga akan menjadikan bisnis suatu perusahaan
akan lebih fleksibel, bergerak lebih cepat karena didorong oleh jaringan mitra
online.
Arsitektur di
dalam e-business adalah
dengan mengaitkan berbagai sistem, proses dan aplikasi yang digunakan oleh
semua bagian yang berhubungan dengan kegiatan bisnis. Arsitektur e-business
juga menghubungkan proses-proses yang berbeda, atau aplikasi, di kedua
departemen internal dan mitra eksternal. Arsitektur di dalam e-business pun mengubah suatu
data menjadi informasi berguna yang tersedia untuk orang yang tepat pada waktu
yang tepat di tempat yang tepat di seluruh dunia. Sebagai contoh, menggunakan
teknologi alur kerja dapat mencapai “intelligent routing” dari permintaan
e-mail penting dari akun seorang pelanggan untuk seseorang yang dapat bertindak
cepat. Sangat mudah untuk melihat bagaimana informasi yang sangat baik
menciptakan keunggulan kompetitif.
Definisi M-Commerce
Terdapat sejumlah
definisi yang diberikan oelh para ahli mengenai M-Commerce atau Mobile
Commerce, diantaranya :
- Mobile Commerce Lab, sebuah lab riset yang
mngkhususkan pengkajian tentang Mobile Commerce yang memberikan definisi
mengenai M-Commerce sebagai
sebuah bentuk ekspansi dan pengembangan dari E-Commerce ke ranah mobile, yang mana memiliki proses
bisnis, teknologi-teknologi terbaru dan layanan didalamnya. Mobile Commerce (M-commerce) yaitu e-commerce dilakukan dalam
lingkungan nirkabel, seperti dengan menggunakan telepon seluler
untuk mengakses internet dan berbelanja, maka hal ini disebut m-mobile.
- Corry Janssen didalam tulisannya menyatakan bahwa M-Commerce merupakan bentuk
transaksi elektronik yang berbasiskan jaringan Wireless sebagaimana halnya E-Commerce namun
lebih mengkhusu ke perangkat mobile.
- Perkembangan dari E-Commerce yang
memberikan kemudahan kepada konsumen melalui perangkat mobile yang dimilikinya dan
jaringan wireless.
Latar belakang
munculnya M-Commerce.
5 Point penting yang
melatarbelakangi munculnya M-Commerce antara
lain :
- Perkembangan teknologi komputer, baik pada hadware, software maupun
keduanya yang semakin pesat.
- Evolusi jaringan komputer dari waktu ke waktu.
- Dukungan berbagai vendor yang menyediakan berbagai macam produk dan
layanan.
- Kemudahan yang diberikan oleh teknologi M-Commerce kepada komsumen dan penjual, jika
dibandingkan dengan E-Commerce pada
umumnya (berbasis web paa komputer).
- Dukungan dari pihak bank, baik bank di Indonesia maupun di dunia
beserta para penyedia layanan transaksi online, sehingga semakin
bertambahlah jumlah pilhan layanan M-Commerce pada saat ini.
Baik e-commerce maupun e-business, keduanya memiliki 4
persamaan mendasar
- Kesamaan proses. Kesamaan utama dalam e-commerce dan e-business adalah kesamaan proses, mencakup proses
bisnis yang memanfaatkan teknologi komputer sebagai media bisnis
- Value chain. Baik e-commerce maupun e-business sama-sama
memiliki peran dalam value chain, hal ini diwujudkan dengan adanya
modul-modul pendukung value chain pada aplikasi keduanya, seperti proses
iklan, proses bisnis, pemasaran, penjualan dan stok barang
- Interasksi dengan konsumen. Baik e-commerce maupun e-business sama-sama memiliki interaksi dengan pelanggan
melalui sistem, aplikasi, dan layanan yang disertakan pada aplikasi
keduanya
- Interaksi dengan rekan bisnis dan supplier. Baik e-commerce maupun e-business sama-sama
memiliki interaksi dengan mitra kerja terkait dengan barang dan jasa yang
ditawarkan secara online .
C. Cloud pada
E-Application
Cloud pada E-Application memiliki benefit
tersendiri yaitu :
1. Scalability
Scalability memiliki arti kemampuan untuk dapat
diskalakan, maksudnya jaringan komputer dapat diskalakan dengan kebutuhan
pengguna jaringan komputer.
Contoh jaringan komputer mampu menghilangkan
batasan secara geografis, sehingga bisa terhubung melalui internet meskipun
dengan jarak yang jauh.
2. Resource Sharing
Resource sharing memiliki
arti berbagi sumber daya, maksudnya jaringan komputer dapat digunakan untuk
saling berbagi dan memakai secara bersama-sama segala sumber daya yang
ada.
Contoh pemakaian bersama layanan
cloud computing untuk jenis layanan SAAS (Software As A Service), misalnya
Google Docs.
3. Connectivity
Connectivity memiliki
arti mudah terhubung dan terhubungkan, maksudnya jaringan komputer memiliki
sifat untuk mudah dihubungkan ke semua pengguna komputer serta pengguna
komputer itu sendiri juga dapat dengan mudah terhubung ke dalam jaringan
komputer yang tersedia.
Contoh saat ini smartphone sudah
mampu menjadi instan Wifi/Hotspot melalui tethering, memanfaatkan teknologi
Peer to Peer(P2P).
4. Reliability
Reliability memiliki
arti keandalan, maksudnya jaringan komputer memiliki kemampuan untuk dapat
diandalkan di dalam jaringan komputer. Maksud
dari keandalan adalah paket data yang dikirimkan oleh pengirim akan sampai dengan
baik kepada si penerima.
D. Pengembangan
E-Application berbasis Cloud
1.
Cloud IASS
Pengembangan
E-Application berbasis Cloud pada Cloud IAAS yaitu Apache Open Stack, Abiquo,
Elastic Stack , Dll.
2.
Cloud PASS dapat
dikategorikan menjadi empat bagian berdasarkan produk atau layanan platform
yang diberikannya. Keempat bagian tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Social Application
Platform Social Application Platform merupakan cloud PAAS yang ditujukan untuk
pengembangan aplikasi jejaring sosial. Contohya adalah Facebook.
b.
Raw Compute Platform
Raw Compute Platform merupakan platform cloud PAAS yang ditujukan untuk
pengembangan aplikasi berbasis komputasi row. Contohnya adalah Amazone
c.
Web Application
Platform Web Application Platform merupakan cloud PAAS yang ditujukan untuk
pengembangan aplikasi berbasis web. Contohnya adalah Google.
d.
Business Application
Platform Business Application Platform merupakan cloud PAAS yang ditujukan
untuk pengembangan aplikasi bisnis. Contonya adalah aplikasi bisnis berbasis
cloud.
3. Cloud SAAS
a. Layanan email dari yahoo
b. Layanan collaboration Aplication dari ZOHO
c. Layanan
Customer Relationship
E. Implementasi
A. E-Application
E-Aplication dapat
diimplementasikan dengan aplikasi FOOS, E-Commerce dan lain-lain
B. Cloud
Cloud dapat
diimplemetasikan melalui
a. OS -> Linux
b. App Server -> XAMPP LInux
c. Cloud Enviroment -> Eye OS(OS), Proxroox(Cloud Engine), dll
F. Data Skala Besar
Big Data merupakan suatu teknologi yang dapat
menyimpan, melakukan pengolahan dan analisa data yang sangat komplek dalam
berbagai bentuk format, volume yang besar serta pertambahan data yang sangat
cepat. Penggunaan big data sangatlah banyak digunakan saat ini seperti misalnya
mengumpulkan informasi iklim, postingan ke media social, gambar digital dan
video. Big data dalam melakukan pemrosesan data memiliki 3 proses pendukung
yaitu:
1. Variety : pengolahan, penyimpanan dan analisis data
yang sangat kompleks dalam beragam bentuk/format. Big data memiliki
keanekaragaman data yang didapatkan dari lingkungan internal dan eksternal
perusahaan, layaknya studi tentang gaji dan demografi tenaga kerja. Variasi
juga mengacu pada jenis data yang terstruktur dan tidak terstruktur. Data yang
terstruktur merupakan data yang bersifat standar dan relasional, seperti HRIS,
sistem akunting, dan sistem perencaaan sumber daya perusahaan. Berbeda halnya
dengan data yang tidak terstruktur, data tersebut didapatkan dari sumber informasi
yang lebih luas seperti pernyataan lisan/tulisan dari subjek penelitian, surel,
gambar, video, hingga postingan di social media.
2. Velocity : mengacu pada kecepatan dalam
pengolahan data kecepatan atau velocity mereferensi kepada peningkatan pengumpulan
data dan seberapa cepat data yang dikumpulkan harus dievaluasi dan
diaplikasikan untuk meningkatkan nilai bisnis.
3.Volume : data yang diproduksi lebih besar dari data
non tradisional. Volume dari big data selalu meningkat seiring berjalannya waktu,
terlebih lagi dengan kemajuan teknologi yang memudahkan perusahaan untuk
mendokumentasikan informasi digital yang datang dari berbagai sumber seperti
smartphones, media sosial, dan social barcode.
Daftar
Pustaka
[1] Agus Eka Pratama, S.T.,M.T, I Putu. 2015. E-commerce,
E-business dan Mobile Commerce. Bandung : Informatika
[2] Agus Eka Pratama, S.T.,M.T, I Putu. 2014. Smart City
Beserta Cloud Computing dan Teknologi-Teknologi Pendukung Lainnya. Bandung :
Informatika
[3] Agus Eka Pratama, S.T.,M.T, I Putu. 2014. Handbook
Jaringan Komputer : Teori dan Praktik Berbasiskan Open Source. Bandung :
Informatika