Minggu, 18 Oktober 2015

E-Application

Nama / NIM : Ni Putu Tias Amarwati / 1404505041 
Jurusan / Fakultas / Universitas : Teknologi Informasi / Teknik / Universitas Udayana
Mata Kuliah : E-Application 
Dosen : I Putu Agus Eka Pratama, ST MT

Pada postinan kali ini saya akan mengulas kembali atau meriview kembali mengenai :

A. Cloud Computing

Terdapat beberapa definisi mengenai Cloud Computing oleh para ahli Komputer. Secara umum kita dapat mengikuti salah satu definisi dan Standarisasi yang di berikan mengenai Cloud Computing, Salah satunya oleh NIST (National Institute of Standari of Technology). Di dalam daftarnya yang berjudul The NIST Definition of Clodu Computing, Peter Meel dan Timothy Gracemendefinisikan Cloud Computing sebagai sebuah model yang memungkinkan adanya penggunaan sumberdaya (Resource) secara bersama-sama dan mudah, menyediakan jaringan akses dimana-mana , dapat di konfigurasi, dan layanan yang di gunakan sesuai keperluan (on Demand). Hal ini berarti layanan pada Cloud Computing dapat di sediakan dengan cepat dan meminimalisir interaksi dengan penyedia layanan (Vendor/ProfiderCloud Computing. Dokumen dari NIST menyediakan bukan hanya definisi mengenai Cloud Computing tetapi juga karakteristik dari teknologi Cloud Computing , tiga odel layanan yang bisa di berikan oleh Cloud Computing, dan empat jenis Deployment pada Cloud Compuring. anda dapat mengakses draft NIST tersebut secara online di di : http://csrc.nist.gov/publications/nistpubs/800-145/SP800-145.pdf .

Sebagai sebuah teknologi perbaikan dari teknologi-teknologi sebelumnya (Grid Computing, Cluster Computing), Tentu terdapat SLA (Service Level Agreement) antara penyedia layanan berbasiS Cloud Computing dengan pengguna Akhir. SLA merupakan perjanjian mengikat yang harus di patuhi bersama antara penyedia layanan  dengan para pengguna layanan tersebut.

Menurut NIST (National Institute of Standards and Technology), terdapat 5 karakteristik sehingga sistem tersebut disebut Cloud Computing, yaitu: 
  1. Resource Pooling. Sumber daya komputasi (storage, CPU, memory, network bandwidth, dsb.) yang dikumpulkan oleh penyedia layanan (service provider) untuk memenuhi kebutuhan banyak pelanggan (service consumers) dengan model multi-tenant. Sumber daya komputasi ini bisa berupa sumber daya fisik ataupun virtual dan juga bisa dipakai secara dinamis oleh para pelanggan untuk mencukupi kebutuhannya.
  2. Broad Network Access Kapabilitas layanan dari cloud provider tersedia lewat jaringan dan bisa diakses oleh berbagai jenis perangkat, seperti smartphone, tablet, laptop, workstation, dst.
  3. Measured Service. Tersedia layanan untuk mengoptimasi dan memonitor layanan yang dipakai secara otomatis. Dengan monitoring sistem ini, kita bisa melihat berapa resources komputasi yang telah dipakai, seperti: bandwidth , storage, processing, jumlah pengguna aktif, dsb. Layanan monitoring ini sebagai bentuk transparansi antara cloud provider dan cloud consumer.
  4. Rapid Elasticity. Kapabilitas dari layanan cloud provider bisa dipakai oleh cloud consumer secara dinamis berdasarkan kebutuhan. Cloud consumer bisa menaikkan atau menurunkan kapasitas layanan. Kapasitas layanan yang disediakan ini biasanya tidak terbatas, dan service consumer bisa dengan bebas dan mudah memilih kapasitas yang diinginkan setiap saat.
  5. Self Service. Cloud Consumer bisa mengkonfigurasikan secara mandiri layanan yang ingin dipakai melalui sebuah sistem, tanpa perlu interaksi manusia dengan pihak cloud provider. Konfigurasi layanan yang dipilih ini harus tersedia segera dan saat itu juga secara otomatis.

3 Model Layanan yang diberikan oleh Cloud Computing 
1.                  SAAS
SAAS(Software As A Service) merupakan jenis layanan yang diberikan kepada konsumen dengan bentuk menggunakan/pemakaian aplikasi. Aplikasi dapat diakses dari berbagai perangkat klien baik melalui tatapmuka klien, seperti browser web (misalnya, email berbasis web), atau tatapmuka program. Cukup dengan komputer atau perangkat mobile, jaringan, server, sistem operasi, aplikasi web browser, dan koneksi internet saja konsumen dpat dengan mudah menggunakan layana Cloud Computing tipe ini.  
Contoh dari layanan SaaS ini antara lain adalah: 
Layanan produktivitas: Office365, GoogleDocs, Adobe Creative Cloud, dsb. 
Layanan email: Gmail, YahooMail, LiveMail, dsb. 
Layanan social network: Facebook, Twitter, Tagged, dsb. 
Layanan instant messaging: YahooMessenger, Skype, GTalk, dsb.
Selain contoh di atas, tentu masih banyak lagi contoh yang lain. Dalam perkembangannya, banyak perangkat lunak yang dulu hanya bisa dinikmati dengan menginstal aplikasi tersebut di komputer kita (on-premise) mulai bisa dinikmatidengan layanan Cloud Computing. Keuntungan dari SaaS ini adalah kita tidak perlu membeli lisensi software lagi. Kita tinggal berlangganan ke cloud provider dan tinggal membayar berdasarkan pemakaian. 

2.                  PAAS 
PAAS (Platform As A Service) atau cloud PAAS merupakan jenis layanan pada Cloud Computing yang menekankan pada penyediaan platform untuk membantu proses pengembangan perangkat lunak secara cepat dan mudah. Layanan platform yang diberikan kepada konsumen umumnya juga berbasis web, dimana di dalamnya telah tersedia banyak fitur yang memudahkan programmer dan pengguna awam dalam mengembangkan aplikasi tanpa memerlukan banyak proses penulisan sumber code (coding). Contoh penyedia layanan PAAS: Amazon Web Service, Windows Azure, dan GoogleApp Engine. Keuntungan dari PaaS bagi pengembang dapat fokus pada aplikasi yang sedang dikembangkan tanpa harus memikirkan “rumah” untuk aplikasi, dikarenakan ahli tersebut sudah menjadi tanggung jawab cloud provider.

3.                  IAAS
IAAS (Infrastructure As A Service) atau Cloud IAAS merupakan jenis layanan pada Cloud Computing yang menekankkan kepada layanan penyediaan sarana jaringan komputer, perangkat keras jaringan, komputer server, media penyimpanan, processor, beserta dengan proses virtualisasi yang menunjang proses komputasi. Pada IAAS, disediakan fitur yang sangat bermanfaat bagi para pengguna. Fitur-fitur tersebut antara lain berupa: (a).Pilihan Virtual Machine (VM) yang sangat beragam. Virtualisasi merupakan salah satu kunci kekuatan dari Cloud Computing.
(b)Penyediaan pre OS installed(sistem operasi yang telah terinstal secara langsung), sehingga sangat membantu pengguna yang tidak terlalu megetahui tentang teknis serta lebih praktis.
(c)   Penyedian Storage (media penyimpanan data) pada beberapa buah server mirror sehingga lebih aman bagi pengguna da kelangsungan data didalamnya.
(d)  Tersedia fitur untuk melakukan proses optimisasi.
(e) Menyediakan beragam aplikasi untuk sejumlah tujuan. Antara lain untuk melakukan pemrosesan multi data, manajemen aplikasi, penyediaan sumber daya untuk aplikasi serta perhitungan-perhitungan rumit.

4 Jenis Deployment pada Cloud Computing
Setelah kita tahu jenis layanan dari cloud computing, sekarang kita bahas tentang deployment model dari cloud computing. Menurut NIST, ada empat deployment model dari cloud computing ini, yaitu:
1.                  Public Cloud
Public Cloud adalah layanan Cloud Computing yang disediakan untuk masyarakat umum. Pengguna bisa langsung mendaftar ataupun memakai layanan yang ada. Banyak layanan Public Cloud yang gratis, dan ada juga yang perlu membayar untuk bisa menikmati layanannya. Contoh Public Cloud yang gratis: GoogleMail, Facebook, Twitter, Live Mail, dsb. Contoh Public Cloud yang berbayar: Sales Force, Office365, GoogleApps, dsb.
2.                  Private Cloud
Model Cloud Computing yang ditujukan untuk penggunaan yang terbatas oleh satu organisasi yang terdiri dari beberapa konsumen (misalnya, unit bisnis). Private Cloud umumnya dikelola, dan dioperasikan oleh organisasi, lingkungan laboratorium riset, sekolah, perpustakaan, dan lain-lain. Sesuai dengan ketiga layanan disediakan oleh Cloud Computing (IAAS, PAAS dan SAAS), maka pada model deployment Private Cloud ini juga dapat diterapkan ketiga jenis layanan tersebut. Antara lain sebagai berikut.
a.       Jenis layanan SAAS (aplikasi):
-          Aplikasi web server intranet pada jaringan Private Cloud
-          Aplikasi mail server intranet pada jaringan Private Cloud
-          Aplikasi video dan radio streaming intranet pada jaringan Private Cloud
b.      Jenis layanan PAAS (platform)
Penyedia sebuah jaringan intranet untuk Private Cloud berupa sever dan kelengkapannya (sistem operasi linux, aplikasi-aplikasi open source untuk PAAS, database, framework, firewall) untuk memudahkan didalam  pengembangan perangkat lunak berbasis Cloud secara intranet.
c.       Jenis layanan IAAS (infrastruktur)
Pembuatan virtualisasi private server (virtual machine) pada jaringan intranet.
3.                  Hybrid Cloud
Hybrid Cloud adalah model Deployment Cloud Computing yang merupakan gabungan dari Private Cloud dan Public Cloud. Pada model ini digunakan aturan atau SLA yang merujuk kepada data mana saja yang akan diletakkan di media penyimpanan (strorage) Public Cloud (internet) dan adata mana saja yang akan diletakkan di storage Private Cloud (Intranet). Hail ini bertujuan dalam memudahkan dalam manajeme n keamanan dan manajemen data.

4.                  Community Cloud
Model Cloud Computing yang ditujukan untuk penggunaan eksklusif oleh komunitas tertentu konsumen dari organisasi yang telah berbagi keprihatinan (pertimbangan misalnya, misi, persyaratan keamanan, kebijakan, dan kepatuhan). Community Cloud dikelola, dan dioperasikan oleh satu atau lebih dari organisasi di masyarakat, instansi, lembaga maupun suatu kelompok tertentu. Model deployment Community Cloud ini dibangun dengan beberapa tujuan. Adapun tujuan-tujuan tersebut antara lain :
a.       Untuk memudahkan komunitas didalam berbagi data antar anggota
b.      Menyatukan komunitas yang memiliki tujuan, visi dan misi yang sama kedalam bentuk layanan Cloud Computing.
c.       Sebagai upaya dari komunitas untuk bersama-sama menyediakan layanan Cloud baik untuk komunitas itu sendiri maupun public diluar komunitas (masyarakat umum).
Keuntungan:
Bisa bekerja sama dengan organisasi lain dalam komunitas yang mempunyai kepentingan yang sama. Melakukan hal yang sama bersama-sama tentunya lebih ringan daripada melakukannya sendiri.
Kerugian:
Ketergantungan antar organisasi jika tiap-tiap organisasi tersebut saling berbagi sumber daya.

B.  E-Commerce

Definisi E-Commerce 
(sumber :http://go-globe.hk/wp-content/uploads/2015/05/e-commerce-startups-hong-kong.jpg)

E-Commerce merupakan bentuk perubahan pola interaksi antara penjual dan pembeli dari kontak fisik dan tatap muka langsung menjadi berbasiskan internet dan pemasaran global yang lebih meluas. Istilah e-commerce mulai muncul pada tahun 1990-an melalui inisiatif untuk mengubah paradigma transaksi jual beli dan pembayaran dari cara konvensional kedalam bentuk digital elektronik berbasis komputer dan jaringan internet, berikut beberapa defenisi tentang e-commerce :

  1. Kim dan Moon ditahun 1998 menyatakan bahwa e-commerce adalah peroses untuk   mengantar informasi, produk, layanan, dan proses pembayaran, melalui kabel telepon, koneksi internet, dan akses digital lainnya.
  2. Baourakis, Kourgiantakis, dan Migdalas tahun 2000 menyatakan bahwa ecommerce     merupakan bentuk perdagangan dan informasi melalui jaringan internet.
  3. Quayle ditahun 2002 menambahkan defenisi e-commerce adalah berbagai betuk         pertukaran data elektronik (Electronic Data Interchange/EDI) yang melibatkan penjual dan pembeli dijaringan perangkat mobile, email perangkat terhubung mobile didalam jaringan internet dan intranet.
  4. Chaffy ditahun 2007, defenisi e-commerce adalah semua bentuk proses pertukaran          informasi antara organisasi dan stakeholder berbasis media elektronik yang terhubung ke jaringan internet.

Empat elemen/komponen penting di dalan E-Commerce
Sesuai dengan definisi dari E-Commerce itu sendiri, sudah pasti akan terdapat penjual sebagai pemilik toko online bersangkutan atau sejumlah pelaku usaha ( apabila E-Commerce dalam bentuk multi toko di dalamnya atau multi kepemilikan) dan konsumen sebagai pihak yang memegang peran penting di dalam jalannya sebuah E-Commerce.Sebagaimana pasar dan transaksi langsung di dunia nyata, pada E-Commerce pun konsumen adalah raja. Selain penjual dan pembeli E-Commerce memiliki 2 point utama dalam alur kegiatannya yaitu Teknologi dan Jaringan Komputer (Internet). 

Mengapa Teknologi dan Jaringan Komputer (Internet) dikatakan point utama didalam E-Commerce?
Karena karena tanpa adanya teknologi dan jaringan Komputer(internet), penjual dan konsumen takkan mampu melakukan transaksi secara online. Teknologi mencakup semua Teknologi Informasi terkini yang digunakan di dalam jalannya E-Commerce. Dimulai dari teknologi web (misalkan PHP dan MYSQL), aplikasi mobile (misalkan dengan protocol SSL), dukungan Cloud Computing, ERP (Enterprise Resource Plannning), CRM Costumer Relationship Management), POS (point Of Sale), dukungan kurs mata uang dan bahasa seluruh Negara di dunia. Geographic Information System (GIS), Near Field Communication (NFC), dan sebagainya. Selain itu,adanya ketersediaan jaringan computer, khususnya internet. Sehingga mampu melayani seluruh pengguna di seluruh dunia. Bayangkan kemudahan yang diberikan oleh E-Commerce. Cukup dengan sebuah computer dan koneksi internet, siapapun dapat menjadi penjual maupun pembeli serta melalukan transaksi jual beli dengan cepat,mudah,murah dan lebih hemat. Jaringan computer (khususnya internet) adalah komponen terpenting.

Jenis E-Commerce Berdasarkan Pelaku di Dalamnya
E-Commerce dibedakan menjadi tujuh jenis berdasarkan kepada siapa saja pelaku (penjual dan pembeli) yang terlibat di dalamnya, bagaimana interaksi pembeli dan penjual, serta proses yang terjadi dalamnya. Ajeet Khurana di dalam tulisan onlinenya berjudul Types Of E-Commerce (http:/ecommerce.about.com/od/eCommerce-Basics/a/Types-Of-Ecommerce.htm), menyatakan adanya empat jenis kategori di dalam E-Commerce saat ini. Keempat jenis E-Commerce tersebut meliputi :
1.    E-Commerce Businesse to Bussinese (B2B)
2.    E-Commerce Retail atau Businesse to Customer (B2C)
3.    E-Commerce Customer to Bussinese (C2B)
4.    E-Commerce Customer to Customer (C2C)

Sedangkan menurut Tutorial Point (http//www.toturialpoint.com/e_commerce/e_commerce_bussiness_models.htm), terdapat tiga lagi tambahan jenis E-Commerce, selain keempat jenis yang telah disebutkan di atas, ada juga E-Commerce yang menlibatkan pemerintah yaitu :

1.         Business to Government (B2G)
Pada jenis Business to Government (B2G) ini pemerintah berkerjasama dengan pihak bisnis (perusahaan swasta) dalam bentuk penyediaan regulasi (aturan yang disepakati bersama), penyediaan media untuk aplikasi bagi pemerintah dan dunia bisnis, serta pemberian akreditasi bagi website E-Commerce yang digunakan oleh pihak atau kelompok bisnis (perusahaan swasta). 

                
 Gambar Business to Government (B2G)
(sumber :http://www.sinagam.com/2014/10/different-types-of-e-commerce-business.html)

Dari gambar diatas terlihat adanya 3 buah elemen pada Business to Government (B2G), yaitu Business Organization, Website dan Goverment`

2.         Government to Business (G2B)
E-Commerce Government to Business (G2B) merupakan bentuk dari E-Commerce yang ,elibatkan pemerintah (Gevernment) dengan pihak bisnis (persahaan). Bentuk interaksi ini akan melibatkan transaksi penjualan barang, jasa maupun keduanya, dalam skala kecil, skala menengah, hingga skala besar. Pemerintah ikut terlibat langsung di dalamnya melalui hubungan dengan pihak swasta, agar tercipta sebuah bentuk kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Perantara untuk hubungan antara pemerintah dengan swasta tersebut adalh melalui website, yang dilakukan secara online dan mobile. Gambar di bawah ini menunjukan ilustrasi sederhana dari bagan E-Commerce Government to Business (G2B).

Gambar  Government to Business (B2B)
(sumber :http://www.sinagam.com/2014/10/different-types-of-e-commerce-business.html)

Dari gambar diatas terlihat adanya 3 buah elemen pada Business to Government (B2G), yaitu Goverment, Website dan Business Organization. Dimana Goverment untuk dapat terhubung dengan Business Organization harus melalui perantara Website dimana proses ini dilakukan secara online maupun mobile.

3.         Government to Citizen (G2C)
Government to Citizen (G2C) merupakan E-Commerce yang melibatkan pemerintah (baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah) dengan masyarakat umum (baik pribadi maupun kelompok, namun bukan dalam bentuk perusahaan). Masyarakat umum dalam hal ini menjadi konsumen (pembeli) dan pemerintah menjadi penjual. Umumnya bentuk nyata yang sering ditemui dari E-Commerce jenis Government to Citizen (G2C) adalah dalam bentuk E-Commerce lelang berbasiskan web data mobile.

 Gambar  Government to Citizen (G2C)
(sumber :http://www.sinagam.com/2014/10/different-types-of-e-commerce-business.html)

Dari gambar diatas terlihat adanya 3 buah elemen pada  Government to Citizen (G2C), yaitu Goverment, Website dan Citizen . Dimana Goverment untuk dapat terhubung dengan Citizen harus melalui perantara Website sehingga proses ini  dapat dilakukan secara online maupun mobile.

Definisi E-business

Istilah e-business muncul setelah adanya fenomena megenai e-commerce di jagat internet, yang juga dipengaruhi oleh kemjuan computer, baik dalam perangkat keras computer maupun perangkat lunak computer.  Berikut beberapa defenisi dari e-business :
  1. Menurut IBM, e-business merupakan bentuk transformasi dari key business process kedalam pemanfaatan internet, key business meliputi segala proses dari suatu bisnis berupa riset produk dan pasar, pengembangan produk, penjualan dan pemasaran (marketing), produksi (manufaktur) dan lain-lain, yang mana semua hal terkait ecommerce telah tercakup didalamnya.
  2. Definisi lain menyatakan bahwa E-Business merupakan transformasi dari proses – proses didalam suatu organisasi untuk mewujudkan Customer Value.
  3. E-business merupakan hal dimana e-commerce termasuk didalamnya. Tidak hanya terkait dengan proses-proses eksternal yang dilakukannya, amun juga terkait proses internal berupa pengembangan produk, manajemen resiko, manajemen sumber daya dan lain-lain.
Awal mula adanya E-Business
Awal mula terciptanya e-business adalah karena faktor teknologi yang kian berkembang yang dapat mengubah proses bisnis utama dari old value chain menjadi lebih dinamis dengan munculnya istilah value network. Istilah Old value chain di dalam dunia bisnis dimulai dengan proses pembelian bahan mentah dan kemudian pindah ke produksi barang dan jasa, distribusi, pemasaran, penjualan dan layanan purna jual. Seiring berkembangnya waktu dimana teknologi semakin berkembang maka kemudian munculah istilah baru yakni value networks yang membuat pelanggan, distributor, dan para mitra menjadi terlihat lebih dari sekedar bisnis yang saling terintegrasi. Dengan adanya value network maka juga akan menjadikan bisnis suatu perusahaan akan lebih fleksibel, bergerak lebih cepat karena didorong oleh jaringan mitra online. 
Arsitektur di dalam e-business adalah dengan mengaitkan berbagai sistem, proses dan aplikasi yang digunakan oleh semua bagian yang berhubungan dengan kegiatan bisnis. Arsitektur e-business juga menghubungkan proses-proses yang berbeda, atau aplikasi, di kedua departemen internal dan mitra eksternal. Arsitektur di dalam e-business pun mengubah suatu data menjadi informasi berguna yang tersedia untuk orang yang tepat pada waktu yang tepat di tempat yang tepat di seluruh dunia. Sebagai contoh, menggunakan teknologi alur kerja dapat mencapai “intelligent routing” dari permintaan e-mail penting dari akun seorang pelanggan untuk seseorang yang dapat bertindak cepat. Sangat mudah untuk melihat bagaimana informasi yang sangat baik menciptakan keunggulan kompetitif.

Definisi M-Commerce

Terdapat sejumlah definisi yang diberikan oelh para ahli mengenai M-Commerce atau Mobile Commerce, diantaranya : 
  1. Mobile Commerce Lab, sebuah lab riset yang mngkhususkan pengkajian tentang Mobile Commerce yang memberikan definisi mengenai M-Commerce sebagai sebuah bentuk ekspansi dan pengembangan dari E-Commerce ke ranah mobile, yang mana memiliki proses bisnis, teknologi-teknologi terbaru dan layanan didalamnya. Mobile Commerce (M-commerce) yaitu e-commerce dilakukan dalam lingkungan nirkabel, seperti  dengan menggunakan telepon seluler untuk mengakses internet dan berbelanja, maka hal ini disebut m-mobile.
  2. Corry Janssen didalam tulisannya menyatakan bahwa M-Commerce merupakan bentuk transaksi elektronik yang berbasiskan jaringan Wireless sebagaimana halnya E-Commerce namun lebih mengkhusu ke perangkat mobile.
  3. Perkembangan dari E-Commerce yang memberikan kemudahan kepada konsumen melalui perangkat mobile yang dimilikinya dan jaringan wireless.
Latar belakang munculnya M-Commerce.
5 Point penting yang melatarbelakangi munculnya M-Commerce antara lain :
  1. Perkembangan teknologi komputer, baik pada hadware, software  maupun keduanya yang semakin pesat.
  2. Evolusi jaringan komputer dari waktu ke waktu.
  3. Dukungan berbagai vendor yang menyediakan berbagai macam produk dan layanan.
  4. Kemudahan yang diberikan oleh teknologi M-Commerce kepada komsumen dan penjual, jika dibandingkan dengan E-Commerce pada umumnya (berbasis web paa komputer).
  5. Dukungan dari pihak bank, baik bank di Indonesia maupun di dunia beserta para penyedia layanan transaksi online, sehingga semakin bertambahlah jumlah pilhan layanan M-Commerce pada saat ini.
Baik e-commerce maupun e-business, keduanya memiliki 4 persamaan mendasar
  1. Kesamaan proses. Kesamaan utama dalam e-commerce dan e-business adalah kesamaan proses, mencakup proses bisnis yang memanfaatkan teknologi komputer sebagai media bisnis
  2. Value chain. Baik e-commerce maupun e-business sama-sama memiliki peran dalam value chain, hal ini diwujudkan dengan adanya modul-modul pendukung value chain pada aplikasi keduanya, seperti proses iklan, proses bisnis, pemasaran, penjualan dan stok barang
  3. Interasksi dengan konsumen. Baik e-commerce maupun e-business sama-sama  memiliki interaksi dengan pelanggan melalui sistem, aplikasi, dan layanan yang disertakan pada aplikasi keduanya
  4. Interaksi dengan rekan bisnis dan supplier. Baik e-commerce maupun e-business sama-sama memiliki interaksi dengan mitra kerja terkait dengan barang dan jasa yang ditawarkan secara online .

C. Cloud pada E-Application

Cloud pada  E-Application memiliki benefit tersendiri yaitu :
1.    Scalability
Scalability memiliki arti kemampuan untuk dapat diskalakan, maksudnya jaringan komputer dapat diskalakan dengan kebutuhan pengguna jaringan komputer.
Contoh jaringan komputer mampu menghilangkan batasan secara geografis, sehingga bisa terhubung melalui internet meskipun dengan jarak yang jauh.
2. Resource Sharing
Resource sharing memiliki arti berbagi sumber daya, maksudnya jaringan komputer dapat digunakan untuk saling berbagi dan memakai secara bersama-sama segala sumber daya  yang ada.
Contoh pemakaian bersama layanan cloud computing untuk jenis layanan SAAS (Software As A Service), misalnya Google Docs.
3. Connectivity
Connectivity memiliki arti mudah terhubung dan terhubungkan, maksudnya jaringan komputer memiliki sifat untuk mudah dihubungkan ke semua pengguna komputer serta pengguna komputer itu sendiri juga dapat dengan mudah terhubung ke dalam jaringan komputer yang tersedia.
Contoh saat ini smartphone sudah mampu menjadi instan Wifi/Hotspot melalui tethering, memanfaatkan teknologi Peer to Peer(P2P).
4. Reliability
Reliability memiliki arti keandalan, maksudnya jaringan komputer memiliki kemampuan untuk dapat diandalkan di dalam jaringan komputer. Maksud dari keandalan adalah paket data yang dikirimkan oleh pengirim akan sampai dengan baik kepada si penerima.

 D. Pengembangan E-Application berbasis Cloud

1.      Cloud IASS
Pengembangan E-Application berbasis Cloud  pada Cloud IAAS yaitu Apache Open Stack, Abiquo, Elastic Stack , Dll.

2.      Cloud PASS dapat dikategorikan menjadi empat bagian berdasarkan produk atau layanan platform yang diberikannya. Keempat bagian tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Social Application Platform Social Application Platform merupakan cloud PAAS yang ditujukan untuk pengembangan aplikasi jejaring sosial. Contohya adalah Facebook.
b.      Raw Compute Platform Raw Compute Platform merupakan platform cloud PAAS yang ditujukan untuk pengembangan aplikasi berbasis komputasi row. Contohnya adalah Amazone
c.       Web Application Platform Web Application Platform merupakan cloud PAAS yang ditujukan untuk pengembangan aplikasi berbasis web. Contohnya adalah Google.
d.      Business Application Platform Business Application Platform merupakan cloud PAAS yang ditujukan untuk pengembangan aplikasi bisnis. Contonya adalah aplikasi bisnis berbasis cloud.
3. Cloud SAAS
a. Layanan email dari yahoo
b. Layanan collaboration Aplication dari ZOHO
c. Layanan Customer Relationship
  

E. Implementasi

A.    E-Application
E-Aplication dapat diimplementasikan dengan aplikasi FOOS, E-Commerce dan lain-lain
B.     Cloud
Cloud dapat diimplemetasikan melalui
a.       OS -> Linux
b.      App Server -> XAMPP LInux
c.       Cloud Enviroment  -> Eye OS(OS), Proxroox(Cloud Engine), dll

F. Data Skala Besar

Big Data merupakan suatu teknologi yang dapat menyimpan, melakukan pengolahan dan analisa data yang sangat komplek dalam berbagai bentuk format, volume yang besar serta pertambahan data yang sangat cepat. Penggunaan big data sangatlah banyak digunakan saat ini seperti misalnya mengumpulkan informasi iklim, postingan ke media social, gambar digital dan video. Big data dalam melakukan pemrosesan data memiliki 3 proses pendukung yaitu:

1. Variety : pengolahan, penyimpanan dan analisis data yang sangat kompleks dalam beragam bentuk/format. Big data memiliki keanekaragaman data yang didapatkan dari lingkungan internal dan eksternal perusahaan, layaknya studi tentang gaji dan demografi tenaga kerja. Variasi juga mengacu pada jenis data yang terstruktur dan tidak terstruktur. Data yang terstruktur merupakan data yang bersifat standar dan relasional, seperti HRIS, sistem akunting, dan sistem perencaaan sumber daya perusahaan. Berbeda halnya dengan data yang tidak terstruktur, data tersebut didapatkan dari sumber informasi yang lebih luas seperti pernyataan lisan/tulisan dari subjek penelitian, surel, gambar, video, hingga postingan di social media.

2. Velocity  : mengacu pada kecepatan dalam pengolahan data kecepatan atau velocity mereferensi kepada peningkatan pengumpulan data dan seberapa cepat data yang dikumpulkan harus dievaluasi dan diaplikasikan untuk meningkatkan nilai bisnis.

3.Volume  : data yang diproduksi lebih besar dari data non tradisional. Volume dari big data selalu meningkat seiring berjalannya waktu, terlebih lagi dengan kemajuan teknologi yang memudahkan perusahaan untuk mendokumentasikan informasi digital yang datang dari berbagai sumber seperti smartphones, media sosial, dan social barcode.

Daftar Pustaka
[1] Agus Eka Pratama, S.T.,M.T, I Putu. 2015. E-commerce, E-business dan Mobile Commerce. Bandung : Informatika
[2] Agus Eka Pratama, S.T.,M.T, I Putu. 2014. Smart City Beserta Cloud Computing dan Teknologi-Teknologi Pendukung Lainnya. Bandung : Informatika
[3] Agus Eka Pratama, S.T.,M.T, I Putu. 2014. Handbook Jaringan Komputer : Teori dan Praktik Berbasiskan Open Source. Bandung : Informatika 

0 komentar:

Posting Komentar

  • Blogroll

  • About

    Matakuliah E-Application Dosen Pengampu I Putu Agus Pratama,S.T., M.T Jurusan Teknologi Informasi Fakultas Teknik Universitas Udayana